Sabtu, 26 Januari 2013

haruskah? (cerpen cakshill)

 hai.. hai.. back to the author kece badai kaya gue.. *plakk!
 gue bawa cerpen tau dah tuhh cerpen nyambung apa nggak sama judulnya.. hehehe... so dari pada gue gak jelas lagi mending gue langsung follow ane yee.. @beasthine yaa..

C
E
K
I
D
O
T

****
  Kenalkan namaku Ashilla, kalian bisa memanggilku shilla. sudah hampir bertahun - tahun aku sendiri, tak menggantikan sosok cakka dihatiku. kalian bisa saja untuk menyuruhku untuk melupakan lelaki yang sangat aku cintai itu, tapi tidak dengan aku dan putra tunggalku.. kami berdua ditinggalkan cakka pergi ke surga setelah cakka mendonorkan hatinya untukku.. akan ku ceritakan semuanya pada kalian..


  saat itu aku masih sma kelas 1, aku tengah menjreng gitar kesayanganku sesuka hatiku dibelakang taman sekolah. tak sangka bahwa cakka yang saat itu meruapakan kakak kelasku, kakak kelas yang terpopuler saat itu. dia sering mengikutiku tanpa aku mengetahuinya.. tiba - tiba saja dia duduk disampingku dan meminta gitarku sebentar, aku memberikannya. dia memetik gitarnya dan menyanyikan lagu i'm yours, tak kusangka lagi dia menyatakan cintanya kepadaku.. kuakui aku sangat beruntung saat itu lebih beruntung dibandingkan banyak siswi lainnya..
  kami berdua menjalin hubungan itu selama 2 tahun lebih hingga cakka memutuskanku karena alasan dia ingin kuliah di amerika, aku pun dengan berat hati harus berpisah dengannya.. hari - hari teberat yang kualami tanpanya disisiku. selama cakka tak ada disisiku, aku pernah berpacaran dengan orang lain tapi tetap saja aku tak bisa melupakannya walaupun sedetikpun.. aku kuliah di salah satu universitas ternama di paris karena papa menyuruhku untuk tinggal bersamanya sebab tak ada yang menggangunya selama ini.. alasan yang sangat tidak masuk akal menurutku..
  diparis aku sering menyanyi disalah satu cafe milik papa yang sangat berkembang pesat disana, setiap hari sabtu dan minggu aku jadi pengisi acaranya. tanpa sepengetahuanku lagi .. cakka memeperhatikanku setiap kali aku tampil dicafe papa. hingga suatu malam aku tengah berada diatas panggung cafe, cakka menghampiriku dan meraih salah satu gitar yang tidak dipakai, aku tertegun.. saat itu senang, rindu, semua perasaanku campur aduk melihatnya kembali..
   "malam ini saya harap kalian semua mendengarkan curhatan saya.." ujar cakka didepan microphone, aku binggung apa maksudnya? cakka memetik gitarnya dan menyanyikan lagu marry me (train). suara tepuk tangan dan banyaknya sepasang mata yang melihat cakka dengan kagumnya, akupun juga dan hatiku berharap akulah yang dia lamar.. selesai lagunya dia berlutut dihadapanku, mengeluarkan kotak berlambang hati berwarna merah.. "marry me, shilla?" lantangnya dengan microphone yang diapegang, aku lirik papa yang ternyata ikut serta bersama cakka. dia menatapku seolah bilang terserah kamu. tanpa ragu aku mengganguk, banyak tepuk tangan riuh mengisi ruangan cafe itu..
  cakka dan aku pun menetap di london, inggris karena banyak tugasnya yang belum selesai. kuakui sebagai mrs. nuraga aku sangat bahagia.. bahagia sekali.. 2 tahun pernikahan kami, kami dikaruniai seorang putra tampan yang sangat mirip dengan cakka, Alvin.. ya itu namanya.. tapi sejak hadirnya alvin dikeluarga kecil kami cakka berubah.. dia menjadi pemarah, sensitive, dan penuh emosi.
  suatu hari, saat itu bertepatan dengan ulang tahunku yang ke 30. cakka tak mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tak mengecup keningku, tak mengajakku jalan, itu hari yang sangat buruk yang harus kuakui.. aku mencoba untuk tetap bersikap biasa, alvin yang saat itu berusia 9 tahun, memberikan sebuah shall berwarna ungu putih untuk hadiahku, hadiah yang paling aku sukai sampai sekarang.. meski cakka tak bilang ataupun melakukan sesuatu hal untukku dihari ulang tahunku tapi ada alvin putra kecilku.. ketika tengah malam, cakka mengamuk entah karena apa? aku sudah mencoba beberapa kali untuk menghentikan amarahnya, kali pertamanya aku menjadi samsak hidup untuknya, dia menendang, memukuli, dan menamparku serta menjambak rambutku.. aku hanya meringis kesakitan, aku hanya diam tak melawan, cakka terus menerus memukuliku hingga alvin bangun dan langsung membelaku..
  "dad, jangan sakiti mommy!" teriaknya, cakka menoreh dan menatapnya benci. aku spontan langsung melindungi alvin supaya terhindar dari amukannya cakka, cakka hendak memukul alvin tapi aku menahannya. aku berteriak "jangan kau sentuh dia! jangan sakiti dia! cukup aku saja yang jadi samsakmu!" pekikku, cakka menatap remeh kearah ku "dia bukan anakku! kenapa kau membelanya!" bentak cakka, aku tertegun bukan anaknya? apa maksudnya? aku binggung, cakka berteriak dia bilang kalau alvin adalah anak dari gabriel yang notabennya adalah kakak sepupuku, suami dari priscilla. tapi belum lama cakka berteriak seperti itu darah segar menetes deras dari hidungku, alvin buru- buru memberitahuku tapi aku tak menghiraukannya.. kepalaku berat seketika, aku pun mengelap kasar hidungku, telingaku berdengung kencang, ku dengar samar - samar suara cakka yang mengkhawatirkan aku juga alvin yang kulihat agak menangis.. lututku lemas, pandanganku buram, hingga semuanya gelap..

   aku berada disebuah kamar rawat rumah sakit, ada cakka dan alvin yang setia disisiku.. aku bertanya aku kenapa? cakka menatapku dalam, dia mengecup punggung tanganku, dia minta maaf karena telah melakukan hal kasar kepadaku, dia dengan lirih memberitahu kalau aku mengalami kerusakan hati tapi belum terlalu parah. alvin tersenyum dan mengecup pipi kananku, dia bangga mengatakan kalau dia dan cakka kini seperti anak dan ayah pada umumnya. kedua sudut bibirku tertarik, aku sangat berterima kasih kepada cakka karena telah menganggap alvin.. cakka menggeleng, dia yang seharusnya berterima kasih katanya.. sejak hari itu aku, cakka, dan alvin menjalani hidup sebagai keluarga bahagia.. baru sekitar 4 bulan ku merasakan indahnya bersama keluargaku, penyakit yang dulu kini datang kembali, kerusakan hatiku makin parah bila tak ada pendonor makan aku akan pergi untuk selama - lamanya. papa ingin mendonorkan hatinya kepadaku tapi aku menolaknya, begitu juga cakka, aku menolaknya dengan tegas sekali lagi.. aku hanya ingin pergi dengan tenang tanpa menggangu kalian ujarku, cakka menggeleng kuat, dia bersikukuh untuk mendonorkan hatinya kepadaku.. aku marah kepadanya aku tak mau bicara dengannya kalau dia sampai mendonorkan hatinya kepadaku, sekitar seminggu kemudian. cakka mengajakku jalan disekitar danau rumah sakit, dia bernyanyi untukku, dia mengecup bibirku dan melumatnya.. aku sedikit heran dengannya kenapa da berbuat seperti ini untukku.. dia hanya tersenyum dan bilang "ini sebagai penebus kesalahanku padamu, honey. kamu tak usah berfikir macam - macam, karena aku akan selalu ada disisimu selamanya.."
   aku tersenyum, dan mengangguk. lalu alvin muncul dengan membawa sekotak kue, aku lupa kalau hari ini adalah ulang tahunnya cakka. aku minta maaf, aku hanya menyanyikan lagu favoritenya cakka dengan iringan gitar tentunya. cakka memelukku erat, dan mengecup bibirku lagi hingga alvin meledek kami berdua, dia ingin punya adik serunya yang membuatku malu sementara cakka hanya tertawa ringan. kami bertiga pun tertawa karena tingkah polosnya alvin.. sampai dikamar rawatku, dokter berkata bahwa ada seseorang yang mendonorkan hatinya untukku.. orang itu tak ingin menyebutkan namanya kepadaku, hati kecilku memiliki perasaan buruk... cakka, aku menghawatirkan dia. entah kenapa..
  cakka tak menampakkan dirinya, padahal operasi itu akan berlangsung sebentar lagi. aku bukan berdo'a untukku tapi aku terus berdo'a untuk cakka, papa dan alvin sangat setia menemaniku.. hingga aku sadar dari operasipun aku tak melihat kehadirannya cakka, sehari selang itu.. papa dengan wajah ketakutannya dia memberikanku sebuah surat dengan amplop berwarna ungu, aku mengambilnya dan membacanya.
  "    dear my honey,
   maaf aku mengecewakanmu, aku tidak bisa untuk menepati janjiku. aku harus pergi meninggalkanmu juga alvin, aku tidak tau harus berbuat apa lagi untuk menyelamatkan hidupmu kalau kau sendiri tidak ingin aku mendonorkan hatiku untukmu.. maaf. aku ingkar janji soal itu, aku terpaksa mendonorkan hatiku untukmu dengan cara ini kau bisa hidup bersama alvin dengan baik.. aku ingin menjadi sosok ayah untuk alvin tapi disisi lain aku ini sangat mencintaimu melebih apapun. maka dengan cara ini akupun memutuskan kehendakku, kau dan alvin tidak usah khawatir soal biaya kedepannya kehidupan kalian karena aku sudah menyiapkan semuanya dari awal kita menikah dan memiliki alvin. pengacaraku sudah ku mandatkan untuk memberitahumu soal itu.. dan harus kau ketahui pada saat aku menjadikanmu samsak hidupku, aku menyesal sangat menyesal. aku cemburu kepada alvin karena dia telah merebutmu dariku walau dia anakku sendiri.. aku benar - benar menyesal telah menyakitimu akibat sikap bodohku yang sangat aneh itu.. perlu kau ketahui aku ini sangat mencintaimu entah sedalam apa, mungkin sedalam alam semesta yang tak ada tepinya.. aku sangat amat mencintaimu, Ashilla.. salam sayang

                                              Cakka Nuraga."

  air mataku tumpah seketika, aku tak percaya cakka telah meninggalkanku sendiri untuk membesarkan alvin. aku memaksa papa untuk melihat jenazah cakka, beruntung papa beritahunya ketika mayat suami tercintaku itu ingin dikebumikan. aku beruntung dapat melihat wajah tampannya untu yang terakhir, aku beruntung telah menjadi cinta terakhirnya, aku beruntung telah mendapatkannya, aku tidak menangis ketika pemakaman cakka berlangsung. aku masih berseragam rumah sakit, dengan kacamata hitam didepan mataku aku mencoba tegar, kulihat alvin yang sangat kehilangan cakka. aku memeluknya erat, seusai pemakaman cakka, Rio pengacaranya cakka mendatangiku utnuk memberikanku dan alvin surat wasiatnya.
  tanpa kuduga cakka telah memiliki perusahaan besar yang telah berkembang, dipimpin oleh kakaknya Elang untuk sementara waktu sampai aku bisa menggantikan mas elang diperusahaannya, dia juga mewarisi gitar kesayangannya untuk alvin dan semua kendaraannya untuk alvin. alvin cuma memeluk gitar itu seerat-eratnya sambil berusaha menahan airmatanya tumpah. rio membrrikan aku sebuah bingkisan katanya dari cakka yang sebenarnya ingin membrikannya langsung untukku tepat pada ulang tahunku, bingkisan itu ternyata sebuah karikatur sebuah keluarga buatan dari tangan cakka sendiri. aku terharu, juga ada sebuah jam tangan yang sampai saat ini menjadi kesayanganku..
  aku dan alvin sangat terharu mengetahui kalau cakka sudah mendedikasikan hidupnya untuk kami kedepan.. haruskah aku menyusul cakka? tidak, aku masih punya alvin yang sampai saat ini terus berada disampingku dan menghiburku untuk bertahan demi cakka yang hatinya saat ini hingga akhir nanti ada dihatiku..


tamat..

2 komentar:

  1. Aaaa, romantis ,:"( Pngen bnget cakshill nyatu lg.. :"(

    BalasHapus
  2. Aaa aku bacanya ampe nangis! :'( :') sumpahh!!! Huaaaa coba ini dijadiin Film! Pasti seruuu banget! :D aku yakin! :'D

    BalasHapus